Ridho adalah aku mencintaiMU, ENGKAU mencintaiku

Ridho atas semua kejadian yang kita alami adalah penyerahan diri atas takdir yang digariskan oleh Allah SWT.

Kalimat tersebut, sering kita lafadzkan, sering kita baca, bahkan sering kita menghafalnya. Namun, untuk menjalaninya tidak semudah yang kita lakukan tersebut. Perlu penyerahan diri yang total.

Penyerahan diri bisa kita lakukan dengan mengurai harapan, mengurai keinginan, dan menekan ego yang paling mengusai diri. Dengan kata lain meringankan diri dengan membuang pembeban-pembeban tersebut.

Laiknya, menjadikan sebongkah batu menjadi batu apung yang akan mengapung ringan dalam gulungan ombak yang paling dasyat, atau meniadakan diri dalam kepasrahan berayun-ayun mengikuti irama deru dan desah angin bersama paralayang.

Dengan demikian doa yang kita lantunkan menjadi indah dan intim bersama Tuhan, Allah SWT. “Ya Rob, Allah SWT, Aku Ridho atas segala takdirMU. Aku mengalun dan melayang bersama kehendakMU”.

Maka pupus sudah segala kesedihan, bias sudah beban yang menggayut. Hidup terasa ringan. Ringan, segala kesedihan menjadi tak berarti. Aku mencintaiMU dan ENGKAU menicintaiku.

Jakarta, 10 Agustus 2016
Ririn Wulandari